Selaginella
sp.
Gambar
Nama umum:
Selaginella
ini memiliki
banyak nama lokal seperti rumput Solo, cemara kipas gunung, cakar ayam (Jawa),
paku rane (Sunda), menter (Jakarta), tai lantuan (Madura), Usia (ambon), sikili
batu, lingonai (Minangkabau), dan shi shang be atau juan bai (Cina). Dalam bahasa Indonesia tumbuhan ini biasa disebut
cakar ayam atau paku rane, Tapak doro, dan Ta lantuan
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom:
Pteridophyta
Divisi: Lycopodiophyta
Kelas: Lycopodiopsida
Kelas: Lycopodiopsida
Ordo: Selaginellale
Deskripsi
Bangsa
Selaginellales (paku rane, paku lumut) hanya terdiri atas satu suku
Selaginellaceae dengan satu marga Selaginella yang seluruhnya meliputi
kira-kira 700 jenis. Sporofit dari Selaginellales dalam beberapa hal
menunjukkan persamaan dengan Lycopodiales. Ada jenis yang berukuran kecil mirip
dengan lumut hati yang berdaun dan tumbuh diantara tumbuhan lumut, sehingga
sering dinamakan juga paku lumut (Dasuki, 1991).
Habitat Selaginella plana Hieron ini merupakan jenis paku
tanah yang mana tumbuhan paku jenis ini tumbuh pada batu-batuan atau tebing
sungai. Menyukai kelembapan. Rimpangnya menjalar pada permukaan batuan dan
akar-akarnya masuk ke celah-celah batu. Habitus pada selaginella ini yaitu
perdu yang mana mempunyai ciri-ciri pendek, berkayu, mempunyai percabangan
langsung dan biasanya tinggi di atas permukaan tanah sekitar 1 m.
Habitus bangsa
Selaginellales ini hampir bersamaan dengan Lycopodiinae. Sebagian
mempunyai batang berbaring dan sebagian berdiri tegak, bercabang-cabang
menggarpu anisotom, tidak memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder. Ada yang
tumbuhnya membentuk rumpun, ada yang memanjat dan tunasnya dapat mencapai
panjang sampai beberapa meter (Tjitrosoepomo, 1994).
Siklus
hidup
Selaginella bersifat heterospora (Aziz, 2008:179) protaliumnya amat kecil, jadi telah
mengalami reduksi yang jauh. Spora pada tumbuhan paku heterospora berkembang
secara endosporik. Menurut Tjitrosomo (1986:131-132), disini terbentuk dua
macam spora: mikrospora yang dibentuk dalam mikrosporangia dan megaspora dalam
megasporangia. Tiap megasporangium mengandung empat megaspora yang besar, yang
dibentuk dari satu sel induk spora. Sebenarnya sejumlah sel induk spora
terbentuk semuanya, kecuali hilang sebelum terjadi meiosis.
Gametofit jantan dibentuk seluruhnya di dalam dinding mikrospora. Tahap
pertama perkecambahan menghasilkan dua sel. Yang satu besar dan menduduki
sebagian besar ruang di dalam spora, dan lainnya yang disebut sel protalium
kecil dan berbentuk lensa. Sel yang besar tadi berbelah berulang kali. Beberapa
sel dihasilkan dari pembelahan ini membentuk selubung yang disebut anteridium.
Lainnya membentuk sel-sel tengah, sel protalium dan sel selubung anteridium
kemudian hancur, sehingga tertinggal gametofit jantan matang yang hanya
mengandung sperma dalam jumlah besar tersimpan didalam dinding mikrospora.
Mikrospora dilepaskan dari sporangium beberapa saat sebelum terbentuknya sperma
sehingga gametofit jantan berlangsung secara mandiri.
Megaspora berkecambah membentuk gametofit betina multiseluler, atau
protalus. Pertumbuhan protalus betina akhirnya menyebabkan dinding spora retak
dan pecah, dan keluarlah suatu bantalan jaringan yang menampung sejumlah
arkegonia terbenam yang mengecil. Pada saat ini dinding sporangium membuka, dan
dalam banyak spesies megasporanya dengan kandungan protalus jatuh ke tanah,
kadang-kadang sebelum protalus tersebut matang. Jika mikrospora dan megaspora
jatuh berdekatan, sperma-sperma berenang ke arah telur melalui suatu selaput air,
maka pembuahan akan terjadi dan sporofit muda berkembang.
MANFAAT
Selaginella telah dimanfaatkan oleh berbagai
peradaban di dunia sebagai tumbuhan obat sejak dahulu kala. Tumbuhan ini telah
dikenal dalam pengobatan Cina maupun India sejak ribuan tahun yang lalu.
Pemanfaatan Selaginella relatif merata di seluruh dunia. Di
banyak daerah di Indonesia, tumbuhan ini digunakan untuk perawatan pasca
persalinan atau mengobati luka. Dapat dimakan sebagai lalapan dan untuk
pengobatan. Masyarakat Dayak di sekitar TN Kayan Mentarang, Kalimantan Timur
menggunakanSelaginella plana untuk mengobati pendarahan. Masyarakat
Sunda dan Kasepuhan di sekitar TN Gunung Halimun-Salak, Jawa Barat menggunakan
berbagai spesies Selaginella untuk mengobati luka, pasca
persalinan dan gangguan menstruasi. DaunSelaginella plana yang
direbus diminum sebagai tonik untuk perawatan pasca persalinan. Tumbuhan ini
dikenal juga sebagai obat penasak darah dan obat ulu hati, selain sebagai
tanaman obat rane biru ini juga untuk tanaman hias (Setyawan,dkk.2008.71).
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Abdul.Dkk.2008.Dan Alampun Bertasbih. Jakarta: Balai Pustaka.
Setyawan, Ahmad Dwi. Dkk.2008. Review: senyawa biflavonoid pada selaginella pal. Beauv. Dan pemanfaatannya.Jurusan
biologi, Fmipa, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Program Doktor,
Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor Departemen Kimia,
Fmipa, Institut Pertanian Bogor (IPB) bogor. 9. (I). 64-81 .
Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Taksonomi Tumbuhan (Taksonomi Khusus). Jakarta
: Bhratara Karya Aksara.
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1986. Botani Umum 3.
Bandung: Angkasa.
Lipi. 1979. Jenis Paku Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar